ORBITAL
DAN PERANANNYA DALAM IKATAN KOVALEN
A. ORBITAL
HIBRID DARI NITROGEN DAN OKSIGEN
Hibrid sp
Salah satu contoh orbital sp terjadi pada Berilium diklorida. Berilium mempunyai 4 orbital dan 2 elektron pada kulit terluar. Pada hibridisasi Berilium dijelaskan bahwa orbital 2s dan satu orbital 2p pada Be terhibridisasi menjadi 2 orbital hibrida sp dan orbital 2p yang tidak tribridisasi. Diagram hibridisasinya sebagai berikut :
Salah satu contoh orbital sp terjadi pada Berilium diklorida. Berilium mempunyai 4 orbital dan 2 elektron pada kulit terluar. Pada hibridisasi Berilium dijelaskan bahwa orbital 2s dan satu orbital 2p pada Be terhibridisasi menjadi 2 orbital hibrida sp dan orbital 2p yang tidak tribridisasi. Diagram hibridisasinya sebagai berikut :
Hibridisasi sp
membentuk geometri linear dengan sudut 180°. Terjadi pada
BeH2 dan BeCl2
Hibrid sp2
Salah satu contoh orbital hirbid sp2 diasumsikan terjadi pada Boron trifluorida. Boron mempunyai 4 orbital tapi hanya 3 eletron pada kulit terluar. Hibridisasi boron mengkombinasikan 2s dan 2 orbital 2p menjadi 3 orbital hybrid sp2 dan 1 orbital yang tidak mengalami hibridisasi. Skema hibridisasi Boron adalah sebagai berikut :
Salah satu contoh orbital hirbid sp2 diasumsikan terjadi pada Boron trifluorida. Boron mempunyai 4 orbital tapi hanya 3 eletron pada kulit terluar. Hibridisasi boron mengkombinasikan 2s dan 2 orbital 2p menjadi 3 orbital hybrid sp2 dan 1 orbital yang tidak mengalami hibridisasi. Skema hibridisasi Boron adalah sebagai berikut :
Orbital hybrid sp2
menjadi bentuk trigonal planar dengan sudut ikatan120°.
Hibrid sp3
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1 atau lebih mudah dilihat:
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1 atau lebih mudah dilihat:
(Perhatikan bahwa
orbital 1s memiliki energi lebih rendah dari orbital 2s, dan orbital 2s
berenergi sedikit lebih rendah dari orbital-orbital 2p)
Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena adalah molekul yang sangat reaktif, sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.
Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi, hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan arah tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:
Teori ikatan valensi memprediksikan, berdasarkan pada keberadaan dua orbital p yang terisi setengah, bahwa C akan membentuk dua ikatan kovalen, yaitu CH2. Namun, metilena adalah molekul yang sangat reaktif, sehingga teori ikatan valensi saja tidak cukup untuk menjelaskan keberadaan CH4.
Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi, hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan arah tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.
Untuk menjelaskan keberadaan molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:
Proton yang membentuk
inti atom hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini
menyebabkan eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini
meningkatkan pengaruh inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan
meningkatkan potensial inti efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3 menjadi
Kombinasi gaya-gaya ini membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3 menjadi
Pada CH4, empat orbital
hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat
ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang dan kuat ikat yang sama,
sehingga sesuai dengan pengamatan.
Menurut teori
hibridisasi orbital, elektron-elektron valensi metana seharusnya memiliki
tingkat energi yang sama, namun spektrum fotoelekronnya menunjukkan bahwa
terdapat dua pita, satu pada 12,7 eV (satu pasangan elektron) dan satu pada 23
eV (tiga pasangan elektron). Ketidakkonsistenan ini dapat dijelaskan apabila
kita menganggap adanya penggabungan orbital tambahan yang terjadi ketika
orbital-orbital sp3 bergabung dengan 4 orbital hidrogen.
1. HIBRIDA
DARI NITROGEN
Ikatan kovalen tidak hanya terbentuk
dalam senyawa karbon,tetapi juga dapat dibentuk oleh atom-atrom lain. Semua
ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur-unsur dalam tabel periodik dapat
dijelaskan dengan orbital hibrida. Secara prinsip, pembentukan hibrida sama
dengan pada atom karbon.
Amonia, NH3, salah satu contoh molekul
yang mengandung ikatan kovalen yang melibatkan atom nitrogen. Atom nitrogen
memiliki konfigurasi ground-state: 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1, dan
memungkinkan atom nitrogen berikatan dengan tiga atom hidrogen.
Ketika terdapat tiga elektron tak
berpasangan mengisi orbital 2p, ini memungkinkan orbital 1s dari hidrogen untuk
overlap dengan orbital 2p tersebut membentuk ikatan sigma. Sudut ikatan yang
terbentuk adalah 107.30, mendekati sudut tetrahedral (109.50). Nitrogen
memiliki lima elektron pada kulit terluarnya. Pada hibridisasi sp3, satu
orbital sp3 diisi oleh dua elektron dan tiga orbital sp3 diisi masingmasing
satu elektron.
Ikatan sigma terbentuk dari overlap
orbital hibrida sp3 yang tidak berpasangan tersebut dengan orbital 1s dari
hidrogen menghasilkan molekul ammonia. Dengan demikian, ammonia memiliki bentuk
geometri tetrahedral yang mirip dengan metana.
Nitrogen memiliki tiga elektron tak
berpasangan pada orbital hibrid sp3, ketika satu elektron dalam orbital hibrida
tersebut tereksitasi ke orbital p maka terbentuk hibrida baru, yaitu sp2.
Elektron pada orbital p digunakan untuk membentuk ikatan pi. Jadi, atom
nitrogen yang terhibridisasi sp2 memiliki satu ikatan pi yang digunakan untuk
membentuk ikatan rangkap dua, mirip dengan molekul etena. Apabila elektron yang
tereksitasi ke orbital p ada dua maka nitrogen memiliki kemampuan membentuk dua
ikatan pi atau satu ikatan rangkap tiga (hibridisasi sp).
2. HIBRIDA DARI OKSIGEN
Oksigen adalah unsur
ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan memainkan peranan
dalam siklus karbon-nitrogen, yahkni proses yang diduga menjadi sumber energi
di matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan warna
merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur
gas, menyusun 21% volume atmosfer dan diperoleh dengan pencairan dan
penyulingan bertingkat. Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%. dalam
bentuk unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisan
kerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan sembilan persepuluh air
adalah oksigen.
A.
IKATAN
RANGKAP TERKONJUGASI
Selain
ikatan tunggal dan ganda yang bergantian, sistem konjugasi dapat juga terbentuk
oleh keberadaan atom yang memiliki orbital-p secara paralel. Sebagai contohnya, furan adalah cincin beranggota lima dengan
dua ikatan ganda yang bergantian dan satu atom oksigen pada posisi 1. Oksigen
memiliki satu pasangan
menyendiri elektron
yang terisi pada orbital p, sehingga berkonjugasi dengan orbital p karbon dan
membentuk konjugasi cincin beranggota lima. Keberadaan nitrogen pada
cincin ataupun gugus α pada cincin seperti gugus karbonil, gugus imina,
gugus vinil,
dan anion pula dapat menjadi sumber orbital p
yang akan membentuk konjugasi.
Sistem
konjugasi memiliki sifat-sifat khas yang menyebabkan molekul tersebut memiliki
warna. Banyak pigmen memiliki sistem elektron berkonjugasi. Contohnya adalah beta karoten yang memiliki rantai hidrokarbon berkonjugasi, mengakibatkan warna
molekul ini berwarna oranye cerah. Ketika satu elektron dalam sistem tersebut
menyerap foton pada panjang gelombang yang tepat, ia dapat dipromosikan ke
aras energi yang lebih tinggi. Kebanyakan transisi elektron ini terjadi pada
elektron orbital p ke orbital anti-ikat p (π ke π*), tetapi elektron
non-ikat juga dapat
dipromosikan (n ke π*). Sistem konjugasi dengan ikatan ganda
berkonjugasi yang kurang dari delapan hanya dapat menyerap gelombang di sekitar
daaerah ultraviolt, sehingga ia akan tampak tak berwarna. Dengan penambahan
ikatan ganda, sistem tersebut akan menyerap foton dari gelombang yang lebih panjang,
sehingga warna senyawa akan tampak kuning sampai dengan merah. Senyawa yang
berwarna biru ataupun hijau umumnya tidak hanya bergantung pada sistem
konjugasi untuk menampilkan warna tersebut.
B.
BENZENA
DAN RESONANSI
Struktur Resonansi Benzena:
Resonansi
terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur
resonansi adalah sebagai berikut:
Hal yang
harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari
suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya
merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam
struktur resonansi benzena, sehingga benzena lebih sering digambarkan sebagai
berikut:
Teori
resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan
rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam
cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena
itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H
tanpa mengganggu cincin karbonnya
Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar
diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan
membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak
mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi
substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
izin berkomentar lukita, menurut saya pada postingan ini pada penjelasan hibridisasi akan lebih jelas jika di buat konfigurasi pada pengisian orbital di tiap hibridisasi misalnya hibridisasi SP, akan lebih terlihat perbedaannya dg SP2 jika dibuat pengisian elektron pada tiap-tiap orbitalnya. terima kasih
BalasHapusterimakasih sebelumnya kepada elsa maria cristi, yang telah memberikan komentar, dan saya akan mencoba untuk menambahkan di postingan saya di atas.
Hapusizin bertanya, tolong jelaskan kenapa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa tetapi merupakan struktur khayalan?
BalasHapusterimakasih sebelumnya kepada windi pujiwati, saya akan mencoba menjawab:
HapusResonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur resonansi.lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi benzena.Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
kenapa suatu sistem kojugasi mampu membuat molekul berwarna?
BalasHapusterimakasih kepada soni afriansyah, saya akan mencoba menjawab:
HapusSistem konjugasi memiliki sifat-sifat khas yang menyebabkan molekul tersebut memiliki warna. Banyak pigmen memiliki sistem elektron berkonjugasi. Contohnya adalah beta karoten yang memiliki rantai hidrokarbon berkonjugasi, mengakibatkan warna molekul ini berwarna oranye cerah. Ketika satu elektron dalam sistem tersebut menyerap foton pada panjang gelombang yang tepat, ia dapat dipromosikan ke aras energi yang lebih tinggi. Kebanyakan transisi elektron ini terjadi pada elektron orbital p ke orbital anti-ikat p (π ke π*), tetapi elektron non-ikat juga dapat dipromosikan (n ke π*). Sistem konjugasi dengan ikatan ganda berkonjugasi yang kurang dari delapan hanya dapat menyerap gelombang di sekitar daaerah ultraviolt, sehingga ia akan tampak tak berwarna. Dengan penambahan ikatan ganda, sistem tersebut akan menyerap foton dari gelombang yang lebih panjang, sehingga warna senyawa akan tampak kuning sampai dengan merah. Senyawa yang berwarna biru ataupun hijau umumnya tidak hanya bergantung pada sistem konjugasi untuk menampilkan warna tersebut.