TUGAS
TERSTRUKTUR
- Menurut Louis de Broglie bahwa elektron mempunyai sifat gelomabang sekaligus juga partikel. Jelaskan keterkaitan dengan teori mekanika kuantum dan teori orbital molekul?
JAWAB:
Salah
satu kelemahan dari teori atom Niels Bohr, yaitu tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron hanya boleh berada pada tingkat energi tertentu. Pertanyaan
itu baru dapat dijelaskan setelah Louis de Broglie, seorang ahli fisika
dari Perancis, mengemukakan gagasanya tentang gelombang materi.
Pada
tahun 1924, Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam
suasana tertentu yang terdiri dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk
partikel pada suatu waktu sehingga untuk menghitung panjang gelombang satu
partikel diperoleh:
Hipotesis
de Broglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron.
Elektron mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari
dualisme sifat elektron sebagai materi dan sebagai gelombang, maka lintasan
elektron yang dikemukakan Bohr tidak dapat dibenarkan. Gelombang tidak
bergerak menurut suatu garis, melainkan menyebar pada suatu daerah tertentu.
Menurut
model atom mekanika kuantum, gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom
memiliki sifat dualisme. Oleh karena gerakan elektron dalam mengelilingi inti
memiliki sifat seperti gelombang maka persamaan gerak elektron dalam
mengelilingi inti harus terkait dengan fungsi gelombang. Dengan kata lain,
energi gerak (kinetik) elektron harus diungkapkan dalam bentuk persamaan fungsi
gelombang.
Partikel
yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah
petir dan kilat. Pernahkan Anda mendengar bunyi petir dan melihat kilat ketika
hujan turun? Manakah yang lebih dulu terjadi, kilat atau petir?
Kilat
akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang
berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika
Serikat) dan GP Thomas (Inggris).
Prinsip
dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika kuantum oleh Erwin
Schrodinge
2. Bila absorpsi sinar UV oleh ikatan
rangkap menghasilkan promosi elektron ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi
elektron manakah memerlukan energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke
tingkat tereksitasi?
JAWAB:
Pada
daerah sinar uv-sinar tampak hanya melibatkan transisi elektron dari p ke p*
dan n ke p*, sehingga senyawa yang dapat menunjukkan sifat absortivitasnya pada
daerah ini hanya senyawa-senyawa yang memiliki transisi elektron dari p ke p*
dan n ke p* saja. Dimana senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa-senyawa
yang memiliki ikatan rangkap dengan panjang gelombang (l) >200 nm atau
dengan kata lain senyawa tersebut memiliki gugus kromofor.
Spektrum elektron suatu molekul adalah hasil transisi
antara dua tingkat energi elektron pada molekul tersebut.
Menurut Teori Orbital Molekul ketika molekul
tereksitasi oleh energi yang terserap (sinar UV-Tampak). Elektron akan
mengalami promosi dari orbital bonding ke antibonding.
Jenis transisi elektronik:
Transisi σ—>σ*
Ikatan sigma merupakan ikatan yang sangat kuat
sehingga dibutuhkan energi yang tinggi untuk dapat melakukan transisi ini.
Senyawa organik yang terbentuk dari ikatan sigma
(ikatan tunggal) tidak menunjukkan absorpsi di daerah normal ultraviolet (200 –
400 nm).
Senyawa hidrokarbon seperti CH4 (metana), CH3-CH2-CH3
(propana) mengalami transisi ini.
Transisi n—>σ*
Transisi jenis ini terjadi pada senyawa heteroatom
berikatan tunggal yang terikat dengan atom yang memiliki pasangan elektron
bebas seperti atom oksigen (O), atom-atom halogen (F, Cl, Br, I), atom nitrogen
(N) dan sebagainya.
Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini
diantaranya adalah eter, alkohol, alkil halida, amina dan sebagainya.
Transisi π—>π*
Transisi jenis ini terjadi pada molekul hidrokarbon
tak jenuh atau molekul yang memiliki ikatan rangkap.
Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi lebih
kecil dibandingkan transisi sebelumnya, sehingga transisi ini terjadi pada
panjang gelombang yang lebih besar
Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini
diantaranya adalah senyawa alkena dan alkuna.
Transisi n—>π*
Transisi ini terjadi pada senyawa tak jenuh yang
berikatan dengan atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
Senyawa organik yang mengalami transisi ini
diantaranya adalah senyawaan karbonil (C=O), nitril (C=N).
Pada umumnya senyawa yang mempunyai transisi σ—>σ*
mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang sekitar 150 nm
Senyawa yang mempunyai transisi σ—>σ* dan
n—>σ* (kromofor tak terkonjugasi) mengabsorpsi cahaya pada panjang
gelombang sekitar 200 nm
Senyawa yang mempunyai transisi π—>π* dan
n—>π* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang daerah
ultraviolet kuarsa (200 – 400 nm)
Panjang
gelombang sinar ultraviolet-visible berkisar antara 200 – 400 nm. Maka senyawa
yang dapat dideteksi oleh spektrofotometer UV-Vis adalah senyawa yang mempunyai
transisi π—>π*
dan n–>π*
Intensitas absorpsi yang disebabkan oleh transisi
n—>π* lebih kuat 10 – 100 kali intensitas yang disebabkan oleh
transisi π—>π*
Saya hanya ingin menambahkan jawaban no 2, Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital dengan energi terendah dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun sebaliknya elektron dapatberpindah dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi elektromagnetik. UV mampu menyebabkan perpindahan elektron (promosi elektron) atau yang disebut transisi elektronik. Transisi elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang lain.
BalasHapusPenyerapan sinar UV tampak menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari energy dasar ke energy yang lebih tinggi. Pengabsorbsian sinar UV tampak oleh suatu molkul menghasilkan eksitasi electron bonding. Akibatnya panjang gelombang Absorbsi maksimum dapat dikorelasi dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang diselidiki. Pada zat-zat pengabsorbsian ini berkaitan dengan tiga jenis transisi electron yaitu electron-elektron pi, sigma, dan n, yang meliputi molekul atau ion organic dan sejumlah anorganik.
Jadi dapat disimpulkan Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih tinggi tingkat energinya sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan sama dengan jumlah ikatan yang akan terbentuk. Atom yang sedemikian disebut dalam keadaan tereksitasi. Promosi yang mungkin adalah dari ns ken p dan ns ke ns ke nd atau (n-1)d.
terimakasih sebelumnya kepada lilis nurhayati yang telah menambahkan materi pada postingan saya, semoga bermanfaat.
Hapusassalamu'alaikum wr.wb. saya frandi mardiansyah, saya ingin menambahkan sedikit mengenai jawaban nomor 1 diatas Perkembangan teori atom mekanika kuantum berawal dari penemuan Louis de Broglie (1924) tentang sifat elektron. Menurut de Broglie, elektron dapat bersifat sebagai partikel dan juga sebagai gelombang. Adanya sifat gelombang dari elektron ini menunjukkan bahwa elektron sebenarnya tidak bergerak dalam lintasan dengan tingkat energi tertentu, melainkan tersebar di dalam ruang atom.
BalasHapusGagasan ini adalah timbal balik daripada gagasan partikel cahaya yang dikemukakan Max Planck. Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara. Kelemahan dari teori atom Niels Bohr, yaitu tidak dapat menjelaskan mengapa elektron hanya boleh berada pada tingkat energi tertentu.
waalaikumsalam wr. wb,
Hapusterimakasih sebelumnya kepada frandi mardiansyah yan telah menambahkan semoga bermanfaat.
Mohon maaf sebelumnya, disini saya ingin bertanya mengapa dibutuhkan energi yang tinggi untuk melakukan Transisi σ—>σ* pada ikatan sigma? Terimakasih
BalasHapusterimakasih kepada yasni oktriyani, saya akan mencoba untuk menjawab pertanyaannya, yaitu: karena Ikatan sigma merupakan ikatan yang sangat kuat sehingga dibutuhkan energi yang tinggi untuk dapat melakukan transisi ini.
HapusSenyawa organik yang terbentuk dari ikatan sigma (ikatan tunggal) tidak menunjukkan absorpsi di daerah normal ultraviolet (200 – 400 nm).
Senyawa hidrokarbon seperti CH4 (metana), CH3-CH2-CH3 (propana) mengalami transisi ini.
saya ingin menambahkan sedikit jawaban dari nomor 1. Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan perilaku atom dan partikel subatomik seperti proton, neutron dan elektron yang tidak mematuhi hukum-hukum fisika klasik. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah sistem di mana elektron (yang bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus atom (yang bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi (misalnya dari n=2 atau kulit atom ke-2 ) ke tingkat energi yang lebih rendah (misalnya n=1 atau kulit atom tingkat ke-1), energi berupa sebuah partikel cahaya yang disebut foton, dilepaskan.
BalasHapusPada tahun 1927, Werner Heisenberg mengemukakan bahwa posisi atau lokasi suatu elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti. Heisenberg berusaha menentukan sifat-sifat subatomik dan variabel yang digunakan untuk menentukan sifat atom. Sifat ini adalah kedudukan partikel (x) dan momentum (p). Kesimpulan dari hipotesisnya adalah bahwa pengukuran subatomik selalu terdapat ketidakpastian dan dirumuskan sebagai hasil kali antara ketidakpastian kedudukan (Δx) dengan ketidak pastian momentum (Δp).
Kemungkinan (kebolehjadian) menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu dari intinya disebut sebagai Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Artinya gerakan lintasan elektron beserta kedudukannya tidak dapat diketahui dengan tepat.
Dalam mekanika kuantum, model orbital atom digambarkan menyerupai “awan”. Beberapa orbital bergabung membentuk kelompok yang disebut Subkulit. Persamaan gelombang ( Ψ= psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga bilangan gelombang (bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital, yaitu: bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l) dan bilangan kuantum magnetik (m).
Orbital molekul ikatan memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan orbital-orbital atom pembentuknya.
Orbital molekul antiikatan memiliki energi yg lebih tinggi dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan orbital-orbital atom pembentuknya.
terimakasih kepada novani kurniaty yang telah menambahkan semoga bermanfaat.
Hapus